Lasminingrat Jadi Google Doodle di Hari Ini. Siapakah Dirinya dan Apa Kiprahnya Sehingga Layak Dikenang?

- Rabu, 29 Maret 2023 | 20:22 WIB
Lasminingrat Jadi Google Doodle di Hari Ini. Siapakah Dirinya dan Apa Kiprahnya Sehingga Layak Dikenang? (google.com)
Lasminingrat Jadi Google Doodle di Hari Ini. Siapakah Dirinya dan Apa Kiprahnya Sehingga Layak Dikenang? (google.com)

BondowosoNetwork.com – Mungkin sedikit yang mengenal Lasminingrat yang hari ini menjadi Google Doodle.

Dan kemudian wajar pula jika ada yang bertanya mengenai siapa sebenarnya Lasminingrat dan kiprahnya sehingga layak diperhatikan oleh generasi sekarang.

Seperti apa yang pernah disampaikan oleh Proklamator dan Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, yaitu Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah (JAS MERAH).

Maka kita seharusnya tidak boleh melupakan jasa-jasa orang-orang terdahulu yang pernah berjuang untuk bangsa ini dari berbagai bidang.

Dilansir Bondowoso Network dari Google.com dan juga dari berbagai sumber Lasminingrat ternyata adalah seorang pelopor kemajuan wanita Sunda, dan pendiri Sakola Kautamaan Istri.

Baca Juga: Hidup Damai Jauh Dari Hiruk Pikuk, Inilah 7 Kecamatan dengan Penduduk Paling Sedikit di Kabupaten Tana Toraja

Nama lengkapnya adalah Raden Ayu Lasminingrat, lahir pada hari ini tahun 1854 di Garut, Jawa Barat.

Lasminingrat terlahir dari pasangan Raden Ayu Ria dan Raden Haji Muhamad Musa, seorang pelopor sastra cetak dan cendekiawan Sunda.

Untuk melanjutkan pendidikannya di Sumedang, ia harus dipisahkan dari keluarganya dan diasuh oleh teman ayahnya, Levyson Norman.

Dia membantu mengajarinya bahasa Belanda dan berkontribusi pada Lasminingrat menjadi wanita Indonesia pertama yang fasih menulis dan membaca bahasa Belanda pada masanya.

Setelah mahir menulis dan berbahasa Belanda, Lasminigrat bercita-cita memajukan kesetaraan bagi seluruh perempuan Indonesia.

Baca Juga: Inilah 7 Kecamatan Paling Ramai Penduduk di Kabupaten Tana Toraja, Nomor 1 Pasti Kamu Bisa Tebak

Lasminingrat menggunakan kemampuan literasinya untuk mengadaptasi dongeng Eropa ke dalam bahasa Sunda.

Di bawah bimbingan ayahnya ia mulai mendidik anak-anak Indonesia pada tahun 1879.

Ia membacakan buku-buku adaptasi dengan keras, dan mengajar pendidikan moral dasar dan psikologi.

Halaman:

Editor: Ahmad W

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X